15.55
Kandang berfungsi untuk tempat tinggal dan istirahat ternak. Kandang dan perlengkapan (termasuk pakan dan air minum) sudah harus disiapkan sebelum pengadaan ternak dilakukan. Kandang yang baik tidak harus dari bahan-bahan yang mahal. Penggunaan bahan-bahan lokal bisa mengurangi biaya pembuatan kandang.
Bahan yang dapat digunakan untuk membuat dinding dan lantai adalah bambu dan kayu, sementara untuk atap kandang menggunakan daun kelapa, welit (jerami kering), atau genting.
Pembuatan kandang perlu memperhatikan ;
harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Budidaya Kambing, Bagian II : Pembuatan kandang Kambing Yang Ideal
Budidaya Kambing, Bag II : Pembuatan kandang Kambing Yang Ideal contoh model kandang kambing ideal Kandang berfungsi untuk...
Budidaya Kambing, Bag II :
Pembuatan kandang Kambing Yang Ideal
Kandang berfungsi untuk tempat tinggal dan istirahat ternak. Kandang dan perlengkapan (termasuk pakan dan air minum) sudah harus disiapkan sebelum pengadaan ternak dilakukan. Kandang yang baik tidak harus dari bahan-bahan yang mahal. Penggunaan bahan-bahan lokal bisa mengurangi biaya pembuatan kandang.
Bahan yang dapat digunakan untuk membuat dinding dan lantai adalah bambu dan kayu, sementara untuk atap kandang menggunakan daun kelapa, welit (jerami kering), atau genting.
Pembuatan kandang perlu memperhatikan ;
harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
- Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
- Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
- Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
- Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
- Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor
15.43
Banyak petani kita yang mengandalkan pendapatan tambahan dari beternak kambing. Sebab cara perawatannya terbilang mudah dan secara ekonomis sering dijadikan tabungan bagi petani di saat membutuhkan kebutuhan mendesak.
Namun petani kita pada umumnya masih mengandalkan beternak dengan cara tradisional, dengan pakan ala kadarnya. Beruntung bagi yang bisa mendapatkan limbah dari produsen tempe, ternak kambingnya bisa mendapatkan asupan pakan tambahan dari limbah pembuatan tempe yang bergizi tinggi ini.
Pilih beternak kambing atau domba?
Tentu saja ada perbedaan antara kambing dengan domba. Daging kambing sering dirancukan dengan daging domba. Kambing dewasa terdapat janggut pada dagu terutama jantan dan pangkal ekornya mengeluarkan kelenjar ‘bandot’ dengan bau khas, sedangkan domba tidak.
Tentu saja, antara domba dan kambing masing-masing punya kelebihan sendiri-sendiri, tergantung apa tujuan dari peternak sendiri. Bila menghendaki untuk dijual ke tukang sate misalnya, biasanya lebih memilih daging kambing.
Daging kambing lebih lezat, apalagi ketika dibakar, karena rasio protein-lemak daging kambing lebih tinggi, yakni 1:8 dibanding rasio protein-lemak daging sapi yang hanya 1 : 3.
Cara Pemilihan Bibit Untuk Indukan Kambing
Tanda – tanda ternak domba dan kambing jantan yang baik untuk dijadikan bibit yaitu :
Pemilihan Bibit Untuk Indukan
Induk betina berperan untuk melahikan anak. Calon induk sebaiknya dipilih dari ternak yang masih muda memiliki bentuk tubuh bagus dan berasal dari induk yang setiap kali beranak melahirkan lebih dari satu ekor.
Prilaku induk menunjukkan sifat keibuan dan menunjukkan kasih sayang dalam memelihara dan mengasuh anaknya.
Ciri-ciri induk yang bagus untuk dikembangkan adalah sebagai berikut :
Dewasa kelamin merupakan masa munculnya gejala birahi pertama kali pada ternak jantan maupun betina. Dewasa kelamin pada ternak jantan umur 6-8 bulan dan betina pada umur 8-12 bulan.
DEWASA TUBUH
Dewasa tubuh merupakan saat dimana ternak betina siap mengalami kebuntingan pertam kali dan pada ternak jantan sudah bisa menghasilkan keturunan.
Desawa tubuh ternak jantan pada umur 10-12 bulan, sedang ternak betina pada umur 12-15 bulan.
Kisaran bobot badan untuk dewasa tubuh adalah :
Tanda-tanda birahi ternak betina adalah:
PERKAWINAN
Syarat ternak dikawinkan :
Kebuntingan pada ternak kambing berlangsung selama 150-152 hari atau ± 5 bulan.
Tanda-tanda kebuntingan pada ternak kambing adalah sebagai berikut :
Ciri-ciri kambing melahirkan dan perlu mendapat perhatian peternak
Skema pengaturan perkawinan berdasarkan siklus birahi ternak kambing betina.
PENANGANAN KELAHIRAN
Bersihkan alat dan daerah kelamin dengan sabun
Bersihkan tangan dan olesi dengan sabun sebagai pelumas
Masukkan tangan posisi menguncup kedalam alat kelamin
Pastikan posisi tubuh anak normal
Kalau tidak normal pindahkan ke posisi yang benar
Perawatan anak yang baru lahir
PENYAPIHAN
Dilakukan pada umur 2 bulan
Tetap diberi susu melalui botol/dot 3 kali sehari
Mulai diajari makan rumput
Dilakukan pada umur 2 bulan
Tetap diberi susu melalui botol/dot 3 kali sehari
Mulai diajari makan rumput
sumber agrokomplekskita.com
Budidaya Kambing- Bagian I – Persiapan bibit
Budidaya Kambing- Bagian I – Persiapan bibit Banyak petani kita yang mengandalkan pendapatan tambahan dari beternak kambing. Sebab car...
Budidaya Kambing- Bagian I – Persiapan bibit
Namun petani kita pada umumnya masih mengandalkan beternak dengan cara tradisional, dengan pakan ala kadarnya. Beruntung bagi yang bisa mendapatkan limbah dari produsen tempe, ternak kambingnya bisa mendapatkan asupan pakan tambahan dari limbah pembuatan tempe yang bergizi tinggi ini.
Pilih beternak kambing atau domba?
Tentu saja ada perbedaan antara kambing dengan domba. Daging kambing sering dirancukan dengan daging domba. Kambing dewasa terdapat janggut pada dagu terutama jantan dan pangkal ekornya mengeluarkan kelenjar ‘bandot’ dengan bau khas, sedangkan domba tidak.
Tentu saja, antara domba dan kambing masing-masing punya kelebihan sendiri-sendiri, tergantung apa tujuan dari peternak sendiri. Bila menghendaki untuk dijual ke tukang sate misalnya, biasanya lebih memilih daging kambing.
Daging kambing lebih lezat, apalagi ketika dibakar, karena rasio protein-lemak daging kambing lebih tinggi, yakni 1:8 dibanding rasio protein-lemak daging sapi yang hanya 1 : 3.
Cara Pemilihan Bibit Untuk Indukan Kambing
Tanda – tanda ternak domba dan kambing jantan yang baik untuk dijadikan bibit yaitu :
- Memiliki tubuh besar (sesuai umurnya), sehat, relatif panjang dan tidak cacat.
- Memiliki dada dalam yang lebar, karena akan berpotensi menampung daging
- Memiliki kaki lurus dan kuat.
- Memiliki tumit yang tinggi.
- Memiliki penampilan yang gagah.
- Memiliki nafsu kawinnya yang aktif dan besar.
- Memiliki buah zakar yang normal (2 buah yang sama besar dan kenyal).
- Memiliki alat kelamin kenyal dan dapat berereksi.
- Memiliki bulu yang bersih dan mengkilat.
- Sebaiknya berasal dari keturunan yang kembar.
Pemilihan Bibit Untuk Indukan
Induk betina berperan untuk melahikan anak. Calon induk sebaiknya dipilih dari ternak yang masih muda memiliki bentuk tubuh bagus dan berasal dari induk yang setiap kali beranak melahirkan lebih dari satu ekor.
Prilaku induk menunjukkan sifat keibuan dan menunjukkan kasih sayang dalam memelihara dan mengasuh anaknya.
Ciri-ciri induk yang bagus untuk dikembangkan adalah sebagai berikut :
- Bentuk kaki lurus
- Bulu halus tidak ada penyakit kulit.
- Mata jernih
- Bentuk ambing seimbang
- Jumlah puting dua
- Lebih bagus jika sudah bunting saat dibeli
- Bentuk alat kelamin berkembang sempurna
- Kaki lurus dan kuat
- Bentuk dada bidang
- Tumit kaki belakang tinggi
- Bulu halus tidak ada penyakit kulit
Dewasa kelamin merupakan masa munculnya gejala birahi pertama kali pada ternak jantan maupun betina. Dewasa kelamin pada ternak jantan umur 6-8 bulan dan betina pada umur 8-12 bulan.
DEWASA TUBUH
Dewasa tubuh merupakan saat dimana ternak betina siap mengalami kebuntingan pertam kali dan pada ternak jantan sudah bisa menghasilkan keturunan.
Desawa tubuh ternak jantan pada umur 10-12 bulan, sedang ternak betina pada umur 12-15 bulan.
Kisaran bobot badan untuk dewasa tubuh adalah :
- Jantan 25 kg
- Betina 20 kg
Tanda-tanda birahi ternak betina adalah:
- Sering mengibas-ibaskan ekornya-
- Geliasah, nafsu makan berkurang-
- Bibir kelamin luar membengkak, basah berlendir, dan berwarna kemerahan
- Suka menaiki temannya
PERKAWINAN
Syarat ternak dikawinkan :
- Sudah mengalami dewasa tubuh atau sudah berumur lebih dari 12 bulan atau telah mencapai beret badan ±25 kg untuk jantan dan ±20 kg untuk betina.
- Ternak betina sudah menampakkan tanda-tanda birahi.
Kebuntingan pada ternak kambing berlangsung selama 150-152 hari atau ± 5 bulan.
Tanda-tanda kebuntingan pada ternak kambing adalah sebagai berikut :
- Tidak munculnya birahi pada siklus birahi berikutnya
- Lebih tenang dan menghindar jika dinaiki temannya
- Ambing tampak menurun dan nafsu makan bertambah
- Perut sebelah kanan terlihat membesar
- Bulu tampak lebih mengkilat (klimis)
Ciri-ciri kambing melahirkan dan perlu mendapat perhatian peternak
Skema pengaturan perkawinan berdasarkan siklus birahi ternak kambing betina.
PENANGANAN KELAHIRAN
Bersihkan alat dan daerah kelamin dengan sabun
Bersihkan tangan dan olesi dengan sabun sebagai pelumas
Masukkan tangan posisi menguncup kedalam alat kelamin
Pastikan posisi tubuh anak normal
Kalau tidak normal pindahkan ke posisi yang benar
Perawatan anak yang baru lahir
PENYAPIHAN
Dilakukan pada umur 2 bulan
Tetap diberi susu melalui botol/dot 3 kali sehari
Mulai diajari makan rumput
Dilakukan pada umur 2 bulan
Tetap diberi susu melalui botol/dot 3 kali sehari
Mulai diajari makan rumput
sumber agrokomplekskita.com
03.04
Fodder jagung sederhananya adalah membenihkan buliran jagung kemudian disemai sampai umur 11-14 hari dan diberikan kepada kambing dan domba sebagai alternatif pakan yang sangat bergizi.
Proses pembuatan fodder jagung ini sangat sederhana
FODDER JAGUNG SOLUTION
Fodder jagung adalah alternatif baru bagi peternak kambing dan domba , metode pakan ini cocok diterapkan bagi peternak yang memiliki lahan ...
Fodder jagung adalah alternatif baru bagi peternak kambing dan domba, metode pakan ini cocok diterapkan bagi peternak yang memiliki lahan hijauan yang mini, karena fodder jagung ini bisa disusun dalam rak-rak dan tidak memakan banyak tempat. - foto rak fodder jagung BNF Jogja -Fodder jagung sederhananya adalah membenihkan buliran jagung kemudian disemai sampai umur 11-14 hari dan diberikan kepada kambing dan domba sebagai alternatif pakan yang sangat bergizi.
Proses pembuatan fodder jagung ini sangat sederhana
- Siapkan media tampung berupa baki atau nampan atau wadah yang agak besar dan datar ( kami menggunakan wadah dari bambu yang dasarnya kami lapisi dengan spanduk / banner bekas ). Untuk ukuran wadahnya silahkan saja, besar kecilnya bisa disesuaikan dengan ruangan yang tersedia atau disesuaikan dengan rak nya ataupun disesuaikan dengan kebutuhan pakan hijauan kambing dan dombanya. Bagian bawah wadah silahkan di lobangi kecil-kecil supaya air tidak menggenang yang nantinya bisa menyebabkan busuk akar
- Siapkan biji jagung, kemudian direndam dalam air biasa selama 12 jam, kalau mau lebih simple direndam jam 6 sore sampai dengan jam 6 pagi.
- Biji jagung yang sudah direndam kemudian ditebar di media, untuk menjaga buliran jagung tetap lembab kami menutupnya dengan koran yang dibasahi.
- Lakukan penyiraman menggunakan sprayer selama 3 atau 4 jam sekali tergantung cuaca
- Pada hari ke-2 akan mulai muncul tunas kecil, lakukan penyiraman secara rutin, kalau pembuatan foddernya skala besar, baiknya menggunakan timer sprayer sehingga anda tidak capek menyiram.
- ketika fodder berumur 10 hari maka, akar jagung sudah tinggi sekitar 2 cm dan berwarna putih bersih.
- pada hari ke 11-14 silahkan melakukan pemanenan dengan cara menggulung foddernya dan menyiram air pada akar fodder supaya menghilangkan aroma air yang masih tersisa di bagian akar.
- Untuk pemberian pada kambing dan dombanya, silahkan akar fodder di potong kecil-kecil sehingga akan memudahkan kambing dan domba memakan semua fodder dari ujung akar sampai dengan ujung daun, jadi tidak ada yang tersisa.
- Beberapa kali kami melakukan pembuatan fodder, dari bulir jagung 1kg maka akan menghasilkan fodder jagung berat kisaran 7-10 kg, artinya dengan biaya benih jagung sekitar 3-4rb, akan menghasilkan pakan hijauan berkualitas tinggi seberat 7-10 kg.
( fodder jagung umur 5 hari )
( Panen fodder jagung dengan cara digulung )
( Domba Merino lahap memakan fodder jagung )
( Kambing Boer juga lahap makan fodder jagung )
sumber.Sukses Ternak Kambing
02.23
“PASTURE, FODDER, CARRIYING CAPACITY”
“PASTURE, FODDER, CARRIYING CAPACITY” I. PADANG PENGGEMBALAN (PASTURE) Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan ...
“PASTURE, FODDER, CARRIYING CAPACITY”
I. PADANG PENGGEMBALAN (PASTURE)
Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia (Parakkasi, 1999). Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atauleguminosa. Tetapi suatu padang rumput yang baik dan ekonomis adalah yang terdiri dari campuran rumput danleguminosa. Fungsi padang penggembalaan adalah untuk menyediakan bahan makanan bagi hewan yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja sedikit, sedangkan ternak menyenggut sendiri makanannya di padang penggembalaan. Rumput yang ada di dalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini disebabkan pengaruh tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh ternak dikembalikan ke padang penggembalaan sebagai kotoran yang menyuburkan dan menstabilkan produktivitas dari tanah itu sendiri. Pemilihan jenis rumput dan legume yang akan ditanam di pastura disesuaikan dengan jenis ternak, kegunaan, keadaan topografi, jenis tanah dan metode penggembalaan yang akan digunakan.
Ciri-ciri pasture yang baik adalah sebagai berikut: (1) Tingkat pertumbuhan cepat, (2) Memiliki kandungan nutrisi yang tinggi terutama Protein Kasar, (3) Produksi bahan kering (BK) tinggi, (4) Mudah dalam pemeliharaan, (5) Dapat dikombinasikan dengan tanaman legume, (6) mempunyai palatabilitas yang tinggi, (7) mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, (8) Tahan renggutan dan injakan serta tahan dari musim kemarau dan (9) memiliki nisbah daun dan batang yang tinggi.
Macam-macam padang penggembalaan (Reksohadiprodjo, 1985):
Padang pengembalaan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain:
a. Padang Penggembalaan Alam
Padangan yang terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumputperennial, sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang penggembalaan permanen, tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya, manusia hanya mengawasi ternak yang digembalakan
b. Padang Penggembalaan Alam yang Sudah Ditingkatkan
Spesies-spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi).
c. Padang Penggembalaan Buatan (temporer)
Tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman pertanian.
d. Padang Penggembalaan Dengan Irigasi
Padangan biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2 sampai 4 hari.
II. FODDER
Fodder adalah jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas untuk ternak ruminansia yang dalam penyajiannya, hijauan tersebut diberikan secara cut and carry. Fodder berupa hijauan dari kelompok rumput bertekstur kasar seperti jagung dan sorghum (bagian aerial) beserta bijinya yang dikeringkan untuk pakan (Nursiam, 2010). Fodder diberikan pada ternak dengan cara dipotong dan kemudian baru diberikan kepada ternak, sehingga membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan membiarkan ternak merumput sendiri di padang penggembalaan. Metode cut and carry menyebabkan frekuensi tinggi rendahnya batang tanaman yang ditinggalkan, pemotongan dengan paksa dan pengaturan dalam blok pemotongan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam defoliasi. Pemotongan pada tanaman pakan ternak akan menyebabkan tanaman tersebut kehilangan sebagian batang atau daunnya dan bila pemotongan sering dilakukan, terutama pada awal pertumbuhan maka akan menekan pertumbuhan serta perkembangan akar yang akan menyebabkan penurunan ketegaran dan merubah jenis tanaman dari tanaman yang bergizi tinggi menjadi kurang bergizi. Disamping itu, defoliasi berat dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan menghambat terbentuknya tunas baru, terkurasnya cadangan makanan atau bahkan pada tanaman.
Salah satu contoh fodder adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum). Parakassi (1999) menyatakan bahwa rumput gajah berumur panjang, tumbuh vertikal membentuk rumput, daun lebat, dan tingginya dapat mencapai 2-2,5 m. Produksi rata-rata sekitar 250 ton/Ha/tahun. Pada musim penghujan secara umum rumput gajah sudah dapat dipanen pada usia 40 - 45 hari, sedangkan pada musim kemarau berkisar 50 - 55 hari. Lebih dari waktu tersebut, kandungan nutrisi semakin turun dan batang semakin keras sehingga bahan yang terbuang (tidak dimakan oleh ternak) semakin banyak. Apabila pemotongan dilakuakan terlalu awal, tunas yang tumbuh tidak sebaik yang di panen lebih dari usia 2 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan rumput gajah cukup baik bila dilakukan pemupukan yang baik. Pemanenan pada saat pertumbuhan yang masih muda atau dengan menggunakan kultivar yang baik akan mencapai nilai gizi yang tinggi. Menurut Sumarno dan S. Karsono (1995), tanaman sorgum memiliki keunggulan tahan terhadap kekeringan dibanding jenis tanaman serealia lainnya. Tanaman ini mampu beradaptasi pada daerah yang luas mulai 45oLU sampai dengan 40oLS, mulai dari daerah dengan iklim tropis-kering (semi arid) sampai daerah beriklim basah. Tanaman sorgum masih dapat menghasilkan pada lahan marginal. Budidayanya mudah dengan biaya yang relatif murah, dapat ditanam monokultur maupun tumpangsari, produktifitas sangat tinggi dan dapat diratun (dapat dipanen lebih dari 1x dalam sekali tanam dengan hasil yang tidak jauh berbeda, tergantung pemeliharaan tanamannya). Selain itu tanaman sorgum lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit sehingga resiko gagal relatif kecil. Tanaman sorgum berfungsi sebagai bahan baku industri yang ragam kegunaannya besar dan merupakan komoditas ekspor dunia.
III. Kapasitas Tampung (Carrying Capacity)
Usaha padang penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan (ternak ruminansia) yang menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan kapasitas tampung (carrying capacity). Tujuan utama dalam pembuatan padang penggembalaan adalah menyediakan hijauan makanan ternak yang berkualitas, efisien dan tersedia secara kontinyu sepanjang tahun, disamping itu sebagai media intensifikasi kawin alam (Marhadi, 2009). Carrying Capacity (CC) adalah kemampuan untuk menampung ternak per unit per satuan luas sehingga memberikan hasil yang optimum atau daya tampung padang penggembalaan untuk mencukupi kebutuhan pakan hijauan yang dihitung dalam animal unit(AU) (Winarto, 2009).
Perhitungan mengenai kapasitas tampung (Carrying Capacity) suatu lahan terhadap jumlah ternak yang dipelihara adalah berdasarkan pada produksi hijauan makanan ternak yang tersedia. Dalam perhitungan ini digunakan norma Satuan Ternak (ST) yaitu ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah makanan ternak yang dikonsumsi.
a. Satuan Ternak
Satuan Ternak (ST) adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah makanan ternak yang dikonsumsi.
Norma/ standar kebutuhan hijauan makanan ternak berdasarkan Satuan Ternak adalah sebagai berikut :
Ternak dewasa (1 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 35 kg/ekor/hari.
Ternak muda (0,50 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 15 – 17,5 kg/ekor/hari.
Anak ternak (0,25 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 7,5 – 9 kg/ekor/hari.
b. Proper Use Factor (PUF)
PUF adalah faktor yang harus diperhitungkan untuk menjamin pertumbuhan kembali hijauan makanan ternak. Faktor tersebut yaitu lingkungan, jenis ternak, jenis tanaman, tipe iklim dan keadaan musim. Penggolongan nilai PUF untuk padang penggembalaan adalah a) ringan : 25 – 30 %; b) sedang : 40 – 45 %; c) berat : 60 – 70 %
Pada umumnya kelas tanah yang dialokasikan untuk peternakan termasuk golongan sedang dan ringan.
3. Kapasitas Tampung
Kapasitas tampung adalah kemampuan lahan untuk menampung ternak per Satuan Ternak per satuan luas sehingga memberikan hasil yang optimal. Kapasitas tampung lahan padang penggembalaan dapat dihitung dengan memperhatikan periode merumput ternak, periode istirahat, konsumsi HMT per hari produksi HMT per hektar dan PUF. BISNIS AFRIDA
Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia (Parakkasi, 1999). Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atauleguminosa. Tetapi suatu padang rumput yang baik dan ekonomis adalah yang terdiri dari campuran rumput danleguminosa. Fungsi padang penggembalaan adalah untuk menyediakan bahan makanan bagi hewan yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja sedikit, sedangkan ternak menyenggut sendiri makanannya di padang penggembalaan. Rumput yang ada di dalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini disebabkan pengaruh tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh ternak dikembalikan ke padang penggembalaan sebagai kotoran yang menyuburkan dan menstabilkan produktivitas dari tanah itu sendiri. Pemilihan jenis rumput dan legume yang akan ditanam di pastura disesuaikan dengan jenis ternak, kegunaan, keadaan topografi, jenis tanah dan metode penggembalaan yang akan digunakan.
Ciri-ciri pasture yang baik adalah sebagai berikut: (1) Tingkat pertumbuhan cepat, (2) Memiliki kandungan nutrisi yang tinggi terutama Protein Kasar, (3) Produksi bahan kering (BK) tinggi, (4) Mudah dalam pemeliharaan, (5) Dapat dikombinasikan dengan tanaman legume, (6) mempunyai palatabilitas yang tinggi, (7) mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, (8) Tahan renggutan dan injakan serta tahan dari musim kemarau dan (9) memiliki nisbah daun dan batang yang tinggi.
Macam-macam padang penggembalaan (Reksohadiprodjo, 1985):
Padang pengembalaan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain:
a. Padang Penggembalaan Alam
Padangan yang terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumputperennial, sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang penggembalaan permanen, tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya, manusia hanya mengawasi ternak yang digembalakan
b. Padang Penggembalaan Alam yang Sudah Ditingkatkan
Spesies-spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi).
c. Padang Penggembalaan Buatan (temporer)
Tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman pertanian.
d. Padang Penggembalaan Dengan Irigasi
Padangan biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2 sampai 4 hari.
II. FODDER
Fodder adalah jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas untuk ternak ruminansia yang dalam penyajiannya, hijauan tersebut diberikan secara cut and carry. Fodder berupa hijauan dari kelompok rumput bertekstur kasar seperti jagung dan sorghum (bagian aerial) beserta bijinya yang dikeringkan untuk pakan (Nursiam, 2010). Fodder diberikan pada ternak dengan cara dipotong dan kemudian baru diberikan kepada ternak, sehingga membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan membiarkan ternak merumput sendiri di padang penggembalaan. Metode cut and carry menyebabkan frekuensi tinggi rendahnya batang tanaman yang ditinggalkan, pemotongan dengan paksa dan pengaturan dalam blok pemotongan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam defoliasi. Pemotongan pada tanaman pakan ternak akan menyebabkan tanaman tersebut kehilangan sebagian batang atau daunnya dan bila pemotongan sering dilakukan, terutama pada awal pertumbuhan maka akan menekan pertumbuhan serta perkembangan akar yang akan menyebabkan penurunan ketegaran dan merubah jenis tanaman dari tanaman yang bergizi tinggi menjadi kurang bergizi. Disamping itu, defoliasi berat dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan menghambat terbentuknya tunas baru, terkurasnya cadangan makanan atau bahkan pada tanaman.
Salah satu contoh fodder adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum). Parakassi (1999) menyatakan bahwa rumput gajah berumur panjang, tumbuh vertikal membentuk rumput, daun lebat, dan tingginya dapat mencapai 2-2,5 m. Produksi rata-rata sekitar 250 ton/Ha/tahun. Pada musim penghujan secara umum rumput gajah sudah dapat dipanen pada usia 40 - 45 hari, sedangkan pada musim kemarau berkisar 50 - 55 hari. Lebih dari waktu tersebut, kandungan nutrisi semakin turun dan batang semakin keras sehingga bahan yang terbuang (tidak dimakan oleh ternak) semakin banyak. Apabila pemotongan dilakuakan terlalu awal, tunas yang tumbuh tidak sebaik yang di panen lebih dari usia 2 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan rumput gajah cukup baik bila dilakukan pemupukan yang baik. Pemanenan pada saat pertumbuhan yang masih muda atau dengan menggunakan kultivar yang baik akan mencapai nilai gizi yang tinggi. Menurut Sumarno dan S. Karsono (1995), tanaman sorgum memiliki keunggulan tahan terhadap kekeringan dibanding jenis tanaman serealia lainnya. Tanaman ini mampu beradaptasi pada daerah yang luas mulai 45oLU sampai dengan 40oLS, mulai dari daerah dengan iklim tropis-kering (semi arid) sampai daerah beriklim basah. Tanaman sorgum masih dapat menghasilkan pada lahan marginal. Budidayanya mudah dengan biaya yang relatif murah, dapat ditanam monokultur maupun tumpangsari, produktifitas sangat tinggi dan dapat diratun (dapat dipanen lebih dari 1x dalam sekali tanam dengan hasil yang tidak jauh berbeda, tergantung pemeliharaan tanamannya). Selain itu tanaman sorgum lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit sehingga resiko gagal relatif kecil. Tanaman sorgum berfungsi sebagai bahan baku industri yang ragam kegunaannya besar dan merupakan komoditas ekspor dunia.
III. Kapasitas Tampung (Carrying Capacity)
Usaha padang penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan (ternak ruminansia) yang menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan kapasitas tampung (carrying capacity). Tujuan utama dalam pembuatan padang penggembalaan adalah menyediakan hijauan makanan ternak yang berkualitas, efisien dan tersedia secara kontinyu sepanjang tahun, disamping itu sebagai media intensifikasi kawin alam (Marhadi, 2009). Carrying Capacity (CC) adalah kemampuan untuk menampung ternak per unit per satuan luas sehingga memberikan hasil yang optimum atau daya tampung padang penggembalaan untuk mencukupi kebutuhan pakan hijauan yang dihitung dalam animal unit(AU) (Winarto, 2009).
Perhitungan mengenai kapasitas tampung (Carrying Capacity) suatu lahan terhadap jumlah ternak yang dipelihara adalah berdasarkan pada produksi hijauan makanan ternak yang tersedia. Dalam perhitungan ini digunakan norma Satuan Ternak (ST) yaitu ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah makanan ternak yang dikonsumsi.
a. Satuan Ternak
Satuan Ternak (ST) adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah makanan ternak yang dikonsumsi.
Norma/ standar kebutuhan hijauan makanan ternak berdasarkan Satuan Ternak adalah sebagai berikut :
Ternak dewasa (1 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 35 kg/ekor/hari.
Ternak muda (0,50 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 15 – 17,5 kg/ekor/hari.
Anak ternak (0,25 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 7,5 – 9 kg/ekor/hari.
b. Proper Use Factor (PUF)
PUF adalah faktor yang harus diperhitungkan untuk menjamin pertumbuhan kembali hijauan makanan ternak. Faktor tersebut yaitu lingkungan, jenis ternak, jenis tanaman, tipe iklim dan keadaan musim. Penggolongan nilai PUF untuk padang penggembalaan adalah a) ringan : 25 – 30 %; b) sedang : 40 – 45 %; c) berat : 60 – 70 %
Pada umumnya kelas tanah yang dialokasikan untuk peternakan termasuk golongan sedang dan ringan.
3. Kapasitas Tampung
Kapasitas tampung adalah kemampuan lahan untuk menampung ternak per Satuan Ternak per satuan luas sehingga memberikan hasil yang optimal. Kapasitas tampung lahan padang penggembalaan dapat dihitung dengan memperhatikan periode merumput ternak, periode istirahat, konsumsi HMT per hari produksi HMT per hektar dan PUF. BISNIS AFRIDA
Langganan:
Postingan (Atom)
About
Follow Us
Popular Posts
-
Budidaya Kambing- Bagian I – Persiapan bibit Banyak petani kita yang mengandalkan pendapatan tambahan dari beternak kambing. Sebab car...
-
Fodder jagung adalah alternatif baru bagi peternak kambing dan domba , metode pakan ini cocok diterapkan bagi peternak yang memiliki lahan ...
-
Budidaya Kambing, Bag II : Pembuatan kandang Kambing Yang Ideal contoh model kandang kambing ideal Kandang berfungsi untuk...
-
“PASTURE, FODDER, CARRIYING CAPACITY” I. PADANG PENGGEMBALAN (PASTURE) Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan ...
-
Manajemen pemeliharaan ternak kambing from Gufroni Arsjad Lalu Muhammad
Labels
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
Arsip Blog
flicker photos
random posts
recent posts
recent posts
business
social counter
Like us on facebook
technology
sponsor
vehicles
health
Popular Posts
-
Budidaya Kambing- Bagian I – Persiapan bibit Banyak petani kita yang mengandalkan pendapatan tambahan dari beternak kambing. Sebab car...
-
Fodder jagung adalah alternatif baru bagi peternak kambing dan domba , metode pakan ini cocok diterapkan bagi peternak yang memiliki lahan ...
-
Budidaya Kambing, Bag II : Pembuatan kandang Kambing Yang Ideal contoh model kandang kambing ideal Kandang berfungsi untuk...
-
“PASTURE, FODDER, CARRIYING CAPACITY” I. PADANG PENGGEMBALAN (PASTURE) Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan ...
-
Manajemen pemeliharaan ternak kambing from Gufroni Arsjad Lalu Muhammad