“PASTURE, FODDER, CARRIYING CAPACITY” I. PADANG PENGGEMBALAN (PASTURE) Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan ...

“PASTURE, FODDER, CARRIYING CAPACITY”

02.23 Unknown 0 Comments

“PASTURE, FODDER, CARRIYING CAPACITY”
I. PADANG PENGGEMBALAN (PASTURE)
Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia (Parakkasi, 1999). Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atauleguminosa. Tetapi suatu padang rumput yang baik dan ekonomis adalah yang terdiri dari campuran rumput danleguminosa. Fungsi padang penggembalaan adalah untuk menyediakan bahan makanan bagi hewan yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja sedikit, sedangkan ternak menyenggut sendiri makanannya di padang penggembalaan. Rumput yang ada di dalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini disebabkan pengaruh tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh ternak dikembalikan ke padang penggembalaan sebagai kotoran yang menyuburkan dan menstabilkan produktivitas dari tanah itu sendiri. Pemilihan jenis rumput dan legume yang akan ditanam di pastura disesuaikan dengan jenis ternak, kegunaan, keadaan topografi, jenis tanah dan metode penggembalaan yang akan digunakan.
Ciri-ciri pasture yang baik adalah sebagai berikut: (1) Tingkat pertumbuhan cepat, (2) Memiliki kandungan nutrisi yang tinggi terutama Protein Kasar, (3) Produksi bahan kering (BK) tinggi, (4) Mudah dalam pemeliharaan, (5) Dapat dikombinasikan dengan tanaman legume, (6) mempunyai palatabilitas yang tinggi, (7) mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, (8) Tahan renggutan dan injakan serta tahan dari musim kemarau dan (9) memiliki nisbah daun dan batang yang tinggi.

Macam-macam padang penggembalaan (Reksohadiprodjo, 1985):
Padang pengembalaan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain:
a. Padang Penggembalaan Alam
Padangan yang terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumputperennial, sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang penggembalaan permanen, tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya, manusia hanya mengawasi ternak yang digembalakan
b. Padang Penggembalaan Alam yang Sudah Ditingkatkan
Spesies-spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi).
c. Padang Penggembalaan Buatan (temporer)
Tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman pertanian.
d. Padang Penggembalaan Dengan Irigasi
Padangan biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2 sampai 4 hari.



II. FODDER
Fodder adalah jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas untuk ternak ruminansia yang dalam penyajiannya, hijauan tersebut diberikan secara cut and carry. Fodder berupa hijauan dari kelompok rumput bertekstur kasar seperti jagung dan sorghum (bagian aerial) beserta bijinya yang dikeringkan untuk pakan (Nursiam, 2010). Fodder diberikan pada ternak dengan cara dipotong dan kemudian baru diberikan kepada ternak, sehingga membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan membiarkan ternak merumput sendiri di padang penggembalaan. Metode cut and carry menyebabkan frekuensi tinggi rendahnya batang tanaman yang ditinggalkan, pemotongan dengan paksa dan pengaturan dalam blok pemotongan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam defoliasi. Pemotongan pada tanaman pakan ternak akan menyebabkan tanaman tersebut kehilangan sebagian batang atau daunnya dan bila pemotongan sering dilakukan, terutama pada awal pertumbuhan maka akan menekan pertumbuhan serta perkembangan akar yang akan menyebabkan penurunan ketegaran dan merubah jenis tanaman dari tanaman yang bergizi tinggi menjadi kurang bergizi. Disamping itu, defoliasi berat dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan menghambat terbentuknya tunas baru, terkurasnya cadangan makanan atau bahkan pada tanaman.
Salah satu contoh fodder adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum). Parakassi (1999) menyatakan bahwa rumput gajah berumur panjang, tumbuh vertikal membentuk rumput, daun lebat, dan tingginya dapat mencapai 2-2,5 m. Produksi rata-rata sekitar 250 ton/Ha/tahun. Pada musim penghujan secara umum rumput gajah sudah dapat dipanen pada usia 40 - 45 hari, sedangkan pada musim kemarau berkisar 50 - 55 hari. Lebih dari waktu tersebut, kandungan nutrisi semakin turun dan batang semakin keras sehingga bahan yang terbuang (tidak dimakan oleh ternak) semakin banyak. Apabila pemotongan dilakuakan terlalu awal, tunas yang tumbuh tidak sebaik yang di panen lebih dari usia 2 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan rumput gajah cukup baik bila dilakukan pemupukan yang baik. Pemanenan pada saat pertumbuhan yang masih muda atau dengan menggunakan kultivar yang baik akan mencapai nilai gizi yang tinggi. Menurut Sumarno dan S. Karsono (1995), tanaman sorgum memiliki keunggulan tahan terhadap kekeringan dibanding jenis tanaman serealia lainnya. Tanaman ini mampu beradaptasi pada daerah yang luas mulai 45oLU sampai dengan 40oLS, mulai dari daerah dengan iklim tropis-kering (semi arid) sampai daerah beriklim basah. Tanaman sorgum masih dapat menghasilkan pada lahan marginal. Budidayanya mudah dengan biaya yang relatif murah, dapat ditanam monokultur maupun tumpangsari, produktifitas sangat tinggi dan dapat diratun (dapat dipanen lebih dari 1x dalam sekali tanam dengan hasil yang tidak jauh berbeda, tergantung pemeliharaan tanamannya). Selain itu tanaman sorgum lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit sehingga resiko gagal relatif kecil. Tanaman sorgum berfungsi sebagai bahan baku industri yang ragam kegunaannya besar dan merupakan komoditas ekspor dunia.



III. Kapasitas Tampung (Carrying Capacity)
Usaha padang penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan (ternak ruminansia) yang menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan kapasitas tampung (carrying capacity). Tujuan utama dalam pembuatan padang penggembalaan adalah menyediakan hijauan makanan ternak yang berkualitas, efisien dan tersedia secara kontinyu sepanjang tahun, disamping itu sebagai media intensifikasi kawin alam (Marhadi, 2009). Carrying Capacity (CC) adalah kemampuan untuk menampung ternak per unit per satuan luas sehingga memberikan hasil yang optimum atau daya tampung padang penggembalaan untuk mencukupi kebutuhan pakan hijauan yang dihitung dalam animal unit(AU) (Winarto, 2009).
Perhitungan mengenai kapasitas tampung (Carrying Capacity) suatu lahan terhadap jumlah ternak yang dipelihara adalah berdasarkan pada produksi hijauan makanan ternak yang tersedia. Dalam perhitungan ini digunakan norma Satuan Ternak (ST) yaitu ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah makanan ternak yang dikonsumsi.
a. Satuan Ternak
Satuan Ternak (ST) adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah makanan ternak yang dikonsumsi.
Norma/ standar kebutuhan hijauan makanan ternak berdasarkan Satuan Ternak adalah sebagai berikut :
 Ternak dewasa (1 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 35 kg/ekor/hari.
 Ternak muda (0,50 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 15 – 17,5 kg/ekor/hari.
 Anak ternak (0,25 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 7,5 – 9 kg/ekor/hari.
b. Proper Use Factor (PUF)
PUF adalah faktor yang harus diperhitungkan untuk menjamin pertumbuhan kembali hijauan makanan ternak. Faktor tersebut yaitu lingkungan, jenis ternak, jenis tanaman, tipe iklim dan keadaan musim. Penggolongan nilai PUF untuk padang penggembalaan adalah a) ringan : 25 – 30 %; b) sedang : 40 – 45 %; c) berat : 60 – 70 %
Pada umumnya kelas tanah yang dialokasikan untuk peternakan termasuk golongan sedang dan ringan.
3. Kapasitas Tampung
Kapasitas tampung adalah kemampuan lahan untuk menampung ternak per Satuan Ternak per satuan luas sehingga memberikan hasil yang optimal. Kapasitas tampung lahan padang penggembalaan dapat dihitung dengan memperhatikan periode merumput ternak, periode istirahat, konsumsi HMT per hari produksi HMT per hektar dan PUF. BISNIS AFRIDA

0 komentar: